tag:blogger.com,1999:blog-88337937372049873722024-02-07T19:16:34.217-08:00ADAT DAN BUDAYA SUNDAsanggarsenianggitasarihttp://www.blogger.com/profile/15166439372411335540noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-8833793737204987372.post-23316926517258613852012-06-07T11:28:00.000-07:002012-06-07T11:28:22.143-07:00Melirik Kebiasaan Warga Adat Banten Kidul Ciptagelar<h1 class="singlePageTitle">
<br /></h1>
<strong>‘Nipung Ka Halu’ Dikerjakan Ratusan Wanita</strong><br />
<div class="wp-caption alignleft" id="attachment_13308" style="width: 360px;">
<a href="http://radarsukabumi.com/wp-content/uploads/2012/06/BOKSS.jpg"><img alt="" class="size-full wp-image-13308" height="232" src="http://radarsukabumi.com/wp-content/uploads/2012/06/BOKSS.jpg" title="BOKSS Adat Ciptagelar" width="350" /></a><div class="wp-caption-text">
TRADISI LANGKA : Puluhan wanita warga Kampung Adat Ciptagelar saat menumbuk padi dalam lesung.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak hanya tradisi seren taun yang ada di
Kasepuhan Adat Ciptagelar Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok. Di sana,
justru banyak tradisi adat yang tidak banyak diketahui oleh orang.
Kasepuhan Ciptagelar ini, adalah salah satu kasepuhan yang
mempertahankan kebuasaan leluhurnya. Bukan hanya di bidang pertanian,
masalah kejujuran, rehab rumah pun diatur dalam tradisi adat Banten
Kidul ini. Kemarin, ada tradisi yang menarik perhatian saat Reporter
Radar Sukabumi berkunjung yang kesekian kalinya ke Kampung Adat itu.
Yakni, pembuatan tipung dengan cara tradisional bari ngadongdang.</div>
<em><strong>PERLI RIZAL, PALABUHANRATU,-</strong></em><br />
<div style="text-align: justify;">
BENAR-Benar unik dan tradisional.
Kegiatan ‘nipung ka halu’ sangat membudaya di sana. Kegiatan membuat
tepung beras menggunakan halu dengan cara menumbuknya ramai-ramai itu
adalah salah satu tradisi yang dipertahankan warga adat Banten Kidul.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka ramai-ramai membuat tepung beras
menggunakan halu, sejenis tongkat kayu yang panjangnya bisa sampai 1,5
sampai dua meter. Sedikitnya ada 100 orang setiap kali membuat tepung.
Biasanya, pembuatan tepung itu dalam rangka menghadapi acara.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti Seren taun (syukuran hasil
panen), pertengahan bulan atau tepatnya di tanggal 14an menurut kalender
Sunda. Itu adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan purnama
tiba.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nipung ka halu inilah salah satu proses
pembuatan kue dengan cara tradisional. Merubah padi hingga menjadi
tepung itu sama sekali tidak memakai unsur mesin. Semuanya mulai dari
padi menjadi beras dan beras menjadi tepung menggunakan proses nipung ka
halu. Mulai wanita remaja hingga orang tua berkumpul disana.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada koordinator atau instruktur.
Mereka sudah mengerti sendiri setiap pertengahan bulan selalu membuat
tepung ramai-ramai. “Masyarakat tos pada ngartos, kabiasaan ieu tos
puluhan taun. mungkin ratusan tahun meuren. (Kita sudah mengerti dan
sadar sendiri. Kebiasaan ini sudah puluhan tahun. Atau ratusan tahun
kali. Jadi sudah terbiasa,” jelas salah satu pembuat tepung, Nurmah
(60).</div>
<div style="text-align: justify;">
Uniknya, mereka juga mengerti seni.
Pembuatan tepung itu sekali-kali menggunakan nada ‘dondang dogdang,
dongdang dang dong jer’ suara tumbukan halu diarahkan kepada tepung dan
kayu. Mereka juga sambil mengobrol, rupa-rupa yang dibicarakan, mulai
soal keluarga hingga soal acara adat. Tepungnya pun dibuat macamm-macam.
Mulai dijadikan dodol hingga-kue-kue lain yang disajikan untuk tamu
undangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, disinilah kelebihan warga kampung
adat itu. Meski secara finansial mereka terlihat ‘tak berduit’. Namun,
mereka terlihat nyaman dengan kondisi yang mereka tengah dialami. Mereka
akrab satu sama lainnya. Kompak dalam gotong-royong. Apalagi sudah ada
perintah dari sang kasepuhan yakni Abah Ugi Sugriana R (23). Abah Ugi
merupakan pimpinan kasepuhan termuda di antara banyak kasepuhan lainnya
seperti Cisungsang, Sirnaresmi atau Ciptamulya . Ia mendapatkan wangsit
dari ayahnya, Abah Ucup alias Abah Anom untuk menggantikannya setelah
ayahnya meninggal tiga tahun silam.(**)</div>sanggarsenianggitasarihttp://www.blogger.com/profile/15166439372411335540noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8833793737204987372.post-9021710773010316102012-06-07T11:10:00.003-07:002012-06-07T11:10:45.072-07:00Puluhan Kesenian Buhun Terancam Punah<h2 class="title">
<br /></h2>
<div class="meta">
<span class="submitted">Sabtu, 31/03/2012 - 15:47</span>
</div>
<div class="content">
<div class="field-item odd field-field-image">
<img alt="A. RAYADIE/"PRLM"" class="imagecache imagecache-625x350 imagecache-default imagecache-625x350_default" src="http://www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2012/03/31/3103seni-punah.jpg" title="PEMBUKAAN Kirab Seni Budaya Jawa Barat Zona Wilayah Priangan di halaman Balaikota Sukabumi, Sabtu (31/3/12). Dari 243 jenis kesenian yang tersebar di sejumlah daerah di Jawa Barat, diperkirakan hampir sepuluh persen nyaris punah. Padahal kesenian tersebut merupakan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan sebagai khasanah bangsa. *" /><div id="sub_judul">
<div class="fcaption">
A. RAYADIE/"PRLM"</div>
<div class="ftitle">
PEMBUKAAN
Kirab Seni Budaya Jawa Barat Zona Wilayah Priangan di halaman Balaikota
Sukabumi, Sabtu (31/3/12). Dari 243 jenis kesenian yang tersebar di
sejumlah daerah di Jawa Barat, diperkirakan hampir sepuluh persen
nyaris punah. Padahal kesenian tersebut merupakan warisan nenek moyang
yang harus dilestarikan sebagai khasanah bangsa. *</div>
</div>
</div>
SUKABUMI, (PRLM).- Dari 243 jenis kesenian yang tersebar di
sejumlah daerah di Jawa Barat diperkirakan hampir sepuluh persen
nyaris punah. Padahal kesenian tersebut merupakan warisan nenek moyang
yang harus dilestarikan sebagai khasanah bangsa. Untuk mengantisipasi
dari kepunahan, puluhan seniman muda dari berbagai perguruan tinggi
mulai melakukan revitalisasi.<br />
Para sarjana dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Sekolah Tinggi
Seni Indonesia (STS) di Bandung telah disebar di beberapa daerah
untuk kembali mempelajari dan menggali kesenian yang dinyatakan hampir
punah. Apalagi diperkirakan hampir empat puluh persen kesenian
tradisional lainnya, terancam serupa. Sebagianm besar kesenian yang
terancam punah atau hampir punah berupa seni teater dan sandiwara rakyat<br />
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dalam
sambutannya yang disampaikan Asisten Daerah Bidang III Perekonomian,
Wawan Ridwan , Sabtu (31/3) pada pembukaan Kirab Seni Budaya Jawa
Barat Zona Wilayah Priangan di halaman Balai Kota Sukabumi. <br />
Kesenian itu hampir punah, kata Ahmad Heryawan, tidak hanya
diakibatkan minimnya frekuensi pergelaran. Tetapi regenerasi tidak
berjalan mulus akibat generasi penerus tidak mau mempelajarinya. Karena
itu, sangat diperlukan adanya penyegaran. Termasuk merevitalisasi dan
pewaris kesenian dengan menurunkan para seniman dan sarjana muda.<br />
“Alhasil dari upaya itu, tahun lalu sebelas kesenian tradisional
berhasil direvilitasi. Salah satunya, seni uyeg di Kota Sukabumi. Seni
teater yang merupakan kesenian tradisonal semasa kerajaan Padjajaran di
abad ke 15, kini kembali bergeliat. Sedangkan tahun ini, terdapat lima
kesenian tradisional masuk program pewarisan,” katanya.<br />
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Nunung
Sobari didampingi Wali Kota Sukabumi, H. Mokh. Muslikh Abdussyukur,
mengungkapkan kirab seni budaya diharapkan dapat memberikan ruang
seluas-luasnya kepada para seniman agar dapat mengaktualisasikan seluruh
karya-karya seni terbaiknya.<br />
“Kegiatan kirab telah melibatkan seribu seniman termasuk para sarjana
dan seniman muda. Mereka berkreasi untuk menampilkan karyaw
terbaiknya,” ujar Nunung.<br />
Wali Kota Sukabumi, H. Mokh. Muslikh Abdussyukur, mengungkapkan
kegiatan kirab dapat mendorong seluruh seniman untuk terus berkarya
lebih baik. Sejumlah kesenian yang selama ini jarang tampil dapat
disaksikan warga. (A-162/A-147)***<br />
</div>sanggarsenianggitasarihttp://www.blogger.com/profile/15166439372411335540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8833793737204987372.post-46205022474399738132009-10-06T04:40:00.000-07:002009-10-06T04:51:13.955-07:00BUDAYA SUNDA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDszO8FixNJYn5rl6vjNjD-W0sZ-xIj-kuAZZaQegi3my04AZw0lQOD9O22vfBnlZ4N1lwrg7qgkk4cj7jixN5j-d3X4W6Krh8nkWlRproU88-ckoPMwBMCQ1Lpnii-RnxiZGJmkPavjCG/s1600-h/angklungbaduy.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 289px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDszO8FixNJYn5rl6vjNjD-W0sZ-xIj-kuAZZaQegi3my04AZw0lQOD9O22vfBnlZ4N1lwrg7qgkk4cj7jixN5j-d3X4W6Krh8nkWlRproU88-ckoPMwBMCQ1Lpnii-RnxiZGJmkPavjCG/s400/angklungbaduy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389453183008457154" border="0" /></a><br /><b>Budaya Sunda</b> dikenal dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya" title="Budaya">budaya</a> yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat">masyarakat</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunda" title="Sunda">sunda</a>, ramah tamah (<i>someah</i>), murah senyum lemah lembut dan sangat menghormati <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang" title="Orang" class="mw-redirect">orang</a> tua. Itulah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cermin" title="Cermin">cermin</a> budaya dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur" title="Kultur" class="mw-redirect">kultur</a> masyarakat sunda. Di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sunda" title="Bahasa Sunda">bahasa Sunda</a> diajarkan bagaimana menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa" title="Bahasa">bahasa</a> halus untuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang" title="Orang" class="mw-redirect">orang</a> tua.sanggarsenianggitasarihttp://www.blogger.com/profile/15166439372411335540noreply@blogger.com0